Terima Kasih Ibu
Ibu,
Kau adalah yang kucinta
Kasih sayangmu
Kau berikan padaku
Ibu,
Kasih sayangmu tak terbatas emas permata
Dari kecil hingga dewasa
Kau berikan yang terbaik untukku
Ibu,
Akan kubalas kasih sayangmu
Terima kasih ibu
Oleh : Mutiara Restu Illahi
Kelas IV SD No. 001/XI Kel. Pasar Sungai Penuh
Isi puisi di atas menceritakan tentang ada seorang ibu yang menyayangi ibunya, tetapi ibunya membenci anaknya. Anaknya benci karena tidak pernah dipeluk. Ibunya menangis dan terus menangis. Kemdian anaknya membuat sebuah puisi untuk ibunya. Dia membaca puisi itu di depan ibunya. Sang ibupun terharu mendengar puisi anaknya. Sang ibu langsung memeluk anaknya sehingga anaknya menangis terharu. Anak itupun berkata: “Baru kali ini aku dipeluk ibuku, pelukannya sangat hangat. Lebih hangat dari sinar matahari.” Aku dan ibuku saling menyayangi satu sama lain.
Pesan:
Janganlah kalian sekali-kali durhaka pada ibu kalian, karena ibu adalah segalanya. Ibu yang telah melahirkan kita ke dunia ini. Ingatlah surga ada di telapak kaki ibu.
Ibu,
Kau adalah yang kucinta
Kasih sayangmu
Kau berikan padaku
Ibu,
Kasih sayangmu tak terbatas emas permata
Dari kecil hingga dewasa
Kau berikan yang terbaik untukku
Ibu,
Akan kubalas kasih sayangmu
Terima kasih ibu
Oleh : Mutiara Restu Illahi
Kelas IV SD No. 001/XI Kel. Pasar Sungai Penuh
Isi puisi di atas menceritakan tentang ada seorang ibu yang menyayangi ibunya, tetapi ibunya membenci anaknya. Anaknya benci karena tidak pernah dipeluk. Ibunya menangis dan terus menangis. Kemdian anaknya membuat sebuah puisi untuk ibunya. Dia membaca puisi itu di depan ibunya. Sang ibupun terharu mendengar puisi anaknya. Sang ibu langsung memeluk anaknya sehingga anaknya menangis terharu. Anak itupun berkata: “Baru kali ini aku dipeluk ibuku, pelukannya sangat hangat. Lebih hangat dari sinar matahari.” Aku dan ibuku saling menyayangi satu sama lain.
Pesan:
Janganlah kalian sekali-kali durhaka pada ibu kalian, karena ibu adalah segalanya. Ibu yang telah melahirkan kita ke dunia ini. Ingatlah surga ada di telapak kaki ibu.
Mutiara Restu Illahi |
0 komentar:
Posting Komentar